Title
: Happy Birthday My Guardian
Cast
: Kim Joon Myeon a.k.a Suho
Zhang Yi Xing a.k.a Lay
Support
Cast : Readers langsung aja baca :)
Genre
: Romance, YAOI
Rate
: T
Author
: Guardian Casper ^^
Summary
: “Saengil Chukkae Hamnida Hyung. Saranghae~― Lay.
.
.
.
.
.
.
“Hyung,
sore nanti aku menunggumu di taman biasa, ne? aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.” Ucap Lay dari seberang sana.
Suho menghela nafas panjang masih dengan tatapan
datarnya, seolah – olah namja tampan itu begitu dengan ogahnya menjawab telepon
dari namjachingunya sendiri.
“Hm.” Jawab Suho yang hanya menggumam saja. Lay
tersenyum dari jauh sana.
“Bagus.
Aku tunggu. Baiklah aku tutup dulu. Sampai nanti hyung, saranghae.” Ucap Lay sambil memutuskan sambungannya.
“Aku yakin pasti hal yang tidak penting. Dasar orang
aneh~” Cibir Suho sambil melempar ponselnya ke kasurnya.
Suho, namja tampan yang memang adalah namjachingu dari
Lay itu selalu memperlihatkan tatapan datar dan dinginnya saat Lay
namjachingunya meneleponnya atau bahkan
menemuinya. Namjachingu yang sangat jahat memang, namun Lay tak pernah
mengambil inisiatif untuk mengakhiri hubungannya dengan Suho. Dia memang mencintai
namja dingin itu,ah tidak, bukan, tapi ia sangat mencintai Suho, sangat.
Lay
side
Seorang namja manis tengah sibuk mengikat sebuah pita
berwarna putih di box yang bermotif malaikat. Sambil sesekali tersenyum, ia
terus melakukan perkerjaannya.
“Lay, kau hebat. Pasti Suho hyung akan tambah
mencintaimu sebentar lagi.” Ucap namja manis itu yang diketahui namanya adalah
Lay, pada dirinya sendiri.
“Ah, akhirnya selesai juga. Omona~ kyeopta~ Aku sangat
berbakat dalam kado mengado rupanya.” Puji Lay untuk dirinya sendiri.
KLEK
Pintu kamar Lay terbuka. Menampakkan seorang namja yang
sama manisnya dengan Lay berjalan memasuki pintu kamarnya.
“Lay-ah, kau sedang apa hm?” Tanya namja manis itu
sambil berdiri di samping Lay.
“Ah, Luhan hyung. Aku ada janji dengan Suho hyung. Ini
aku akan memberikan sesuatu padanya di dalam sini.” Jawab Lay sambil mengangkat
box tadi.
Luhan mengerutkan dahinya. “Janji? Dengan namja
brengsek itu?” Tanya Luhan dengan nada sedikit mencibir.
“Hyung, jaga bicaramu itu. Suho hyung tidak brengsek.
Dia sangat mencintaiku begitupun aku. Hyung harus mendukungku.” Kata Lay sambil
menatap sendu Luhan yang terus menatap wajahnya tajam.
“Apa – apaan kau ini, eoh?! Kenapa namja brengsek itu terus
saja kau lindungi?! Namja itu sudah membuatmu menangis ratusan kali Lay.
Ingatlah itu.” Sergah Luhan sambil pergi dari kamar Lay.
Lay menatap kepergian Luhan dengan pandangan mengabur.
“Sebegitunyakah Luhan hyung padamu Suho hyung….” Lirih
Lay hingga setitik airmata jatuh dari pelupuk matanya.
5
p.m. KST
Lay mengotak atik ponselnya. Bermaksud menelpon Suho
agar ia segera berangkat. Lay memencet tombol 1, lalu mendekatkan ponselnya ke
telinganya.
“Nomor
yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Silakan coba beberapa saat lagi.”
“Kenapa tidak bisa dihubungi? Atau aku kirim pesan
saja.” Ucap Lay pada dirinya sendiri dan jari lentiknya itu dengan sigap
langsung mengetik pesan yang dikirim kepada Suho.
Sekarang Lay sudah berada di taman. Menunggu Suho
datang dengan wajah yang berseri – seri. Senyuman tak pernah sirna dari wajah
manisnya untuk saat ini. Bayangan wajah Suho selalu ada di benaknya hingga
sekarang, menghayalkan bahwa Suho datang dengan senyuman angelicnya dan pelukan
hangatnya untuk Lay.
“Suho hyung pasti sangat senang nanti.” Ucap Lay sambil
memandangi box yang ia letakkan di pangkuannya.
“Kenapa lama? Ah, sudahlah nanti Suho hyung pasti akan
datang. Mungkin sabar sedikit akan membuatku lebih baik.” Ucapnya lagi sambil
tetap memandangi box dengan senyuman yang tak kunjung sirna.
1
jam..
1,5
jam..
2
jam…
Lay melihat jam di pergelangan tangan kanannya. “Ini sudah
gelap. Dan Suho hyung belum datang juga.” Ucap Lay sambil memasang wajah
khawatir.
Lay merogoh saku jaketnya. Mencari ponselnya yang ia
masukkan di sana. Setelah menemukan, Lay kembali mengetik pesan kepada Suho.
“Hyung,
aku masih tetap menunggumu. Cepatlah datang. Ini sudah gelap. Aku takut.”
Sent.
Pesan itu terkirim. Namun tak kunjung ada balasan dari
sang penerima pesan. Seakan – akan pesan Lay adalah angin yang lewat dan tak
akan pernah kembali lagi. Hm~ Lay masih sabar, ia akan tetap menunggu Suho
sampai kapanpun. Ya, sampai kapanpun.
Suho
side
Suho baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan celana
piama dan juga kaos berwarna hitam yang dikenakannya, ia berjalan menuju tempat
tidurnya lalu duduk di pinggiran kasurnya. Pandangannya berhenti pada sebuah
benda berbentuk persegi panjang diatas meja nakasnya, -ponselnya-. Suho meraih
ponselnya, lalu menekan tombol power pada ponselnya karena memang ponselnya
sengaja ia matikan agar tak mendengar suara dering yang memekikkan telinga yang
tentu saja berasal dari namjachingunya.
BLEDER -suara
petir-
You
have 25 missed calls and 20 new messages from Lay.
Suho mengerutkan keningnya. Gigih sekali, batinnya
dalam hati.
“Hyung,
aku sudah di taman. Aku menunggumu.”
“Hyung,
apa kau sudah berangkat? Tenang saja, aku masih menunggumu disini.”
“Hyung,
aku menunggumu cepatlah.”
“Hyung,
kau tidak lupa janji kita bukan?”
“Hyung,
aku akan menunjukkan sesuatu padamu. Cepat datang, ne?”
“Hyung,
aku masih tetap menunggumu. Cepatlah datang. Ini sudah gelap. Aku takut.”
“Gigih sekali kau.” Ucap Suho dingin.
BLEDER
Suho menoleh kearah jendela. Petir terus menyambar dan
hujan turun dengan sangat deras di luar sana. Suho bangkit berdiri dan berjalan
kea rah jendelanya. Menatap suasana di luar sana. Gelap. Pikirannya berkecamuk.
Apa Lay masih disana? Apa Lay masih disana menunggunya? Ataukah Lay sudah di
rumah?. Cukup! Ia harus menghilangkan sikap egoisnya sekarang juga, ia harus
menyusul Lay. Suho mengambil jaket tebalnya dan juga payung di balik pintu. Dan
ia segera beranjak keluar apartemennya dengan sedikit berlari.
“Hhh… S-Suho… H-Hyung.. Aku a-akan tetap.. menunggu..
nyaa..” Ucap Lay sambil terus memeluk tubuhnya yang kedinginan. Bagaimana
tidak?! Lay terus saja menunggu Suho ditengah hujan deras dan berangin ini
tanpa sedikitpun memliki inisiatif untuk meninggalkan taman itu. Sambil terus
memeluk tubuhnya sendiri, Lay terus berharap bahwa Suho akan datang, sampai
kapanpun ia tak akan meninggalkan taman ini. Itu akan berarti sama saja karena
Lay juga berarti membatalkan janjinya sendiri.
Lay menundukkan kepalanya sambil mempererat dekapan
pada pelukan tubuhnya sendiri. Hujan begitu deras dan petir terus saja
menggelegar tak henti. Titik – titik air hujan begitu terasa dingin ketika
membasahi kepala Lay.
“Hhhh… D-Di.. ngin..” Racau Lay semakin mempererat
pelukannya. Tiba – tiba sepasang kaki berada di depannya. Membuatnya terkejut
dan mendongakkan kepalanya pelan.
Matanya terbelalak ketika Suho ada didepannya dengan
payung di tangannya.
“S-Suho hyung… Ah, S-Suho hyung s-sudah da-tang…
duduk-lah hyung… A-aku punya s-sesuatu un-tukmu..” Ucap Lay terbata – bata, ia
kedinginan.
“Yixing….”
Lay mengambil boxnya lalu menyodorkan benda itu pada
Suho.
“Ah, m-mianhae hyung… Basah, ne? Bagaimana kalau besok
kuganti? A-atau mau kutukar sekarang, hm? Eotte?” Tanya Lay sambil tersenyum,
atau lebih tepatnya dipaksakan.
“Yixing….”
Lay tak menghiraukan panggilan Suho. Ia terus menyela
pembicaraan Suho.
“Hyung.. A-aku kira kau lupa.. Kau tahu, aku menunggu
sangat lama dan akhirnya kau datang… Ayo terima hyung… Cepat buka, ne?” Kata
Lay sambil menyodor – nyodorkan box di tangannya.
“Yixing hentikan!” Seru Suho membuat Lay terhenyak.
“Hyung… Jebal.. Buka boxnya… Aku ingin kau tersenyum
melihatnya..” Rengek Lay lagi.
“Yixing hentikan! Apa kau tahu keadaanmu? Apa kau tak
tahu dirimu sekarang ini, hah?!” Seru Suho sambil menatap tajam Lay.
“Suho hyung…” Setitik airmata Lay turun seketika namun
tak terlihat karena hujan yang deras menerpa pipi mulusnya.
“Yixing…. Apa kau gila?! Kenapa kau menunggu pecundang
sepertiku?! Kenapa kau menunggu namja brengsek sepertiku?!” Seru Suho lagi.
“Suho hyung…. Kumohon buka kotaknya…. Aku ingin kau
membukanya… Dan kau akan tahu kenapa aku tetap menunggumu.” Jawab Lay lirih.`
Suho menyerah. Ia melempar payungnya dan menerima box
dari Lay. Matanya membelalak saat ia mengetahui isi kotak itu.
“Yixing…. Ige mwoya?” Tanya Suho bingung.
“Itu snowdome yang kau inginkan hyung…. Karena kau
begitu menginginkannya, jadi aku memberikannya padamu… Ah, iya satu lagi. Aku
hampir lupa mengatakannya, Saengil Chukkae Hamnida My Guardian~” Ucap Lay
sambil sedikit terhuyung ke belakang.
Suho tersenyum tipis. “Yixing….. kenapa aku lupa hari
ulang tahunku.. Gomawo~” Kata Suho sambil menarik Lay ke pelukannya.
“Yixing, jeongmal mianhae.. Jeongmal mianhae…” Ucap
Suho lirih sambil mempererat pelukannya.
“Suho hyung… hiks~”
“Yixing, jeongmal mianhae. Aku memang namjachingu yang
brengsek. Aku sama sekali tak memperdulikanmu Yixing. Jeongmal mianhae~”
“Suho hyung… Aku sudah memaafkanmu. Kumohon jangan
terus saja meminta maaf…” Lay melepas pelukannya. Menatap Suho yang sudah basah
kuyup seperti dirinya.
Suho menatap Lay. Matanya yang sayu dan bibirnya yang
sangat pucat membuat hatinya semakin teriris.
“Yixing, jeongmal saranghae~” Ucap Suho lirih.
Lay tersenyum lembut. “Ne. Nado saranghae~ Saengil
Chukkae Suho hyung…” Jawab Lay lirih.
Suho kembali memeluk Lay. “Gomawo Yixing, gomawo.
Jeongmal saranghae….”
Lay hanya tersenyum sambil terus memeluk Suho erat.
“Yixing..” Panggil Suho.
“Ne?”
“Aku ingin kita ulang dari awal.” Ucap Suho sambil
melepas pelukannya.
“Maksudmu hyung?”
“Aku ingin kita ulang dari awal semuanya.” Jawab Suho
lembut.
“Ne. Aku juga.” Jawab Lay sambil tersenyum penuh arti.
Perlahan Suho mulai mendekatkan wajahnya, hingga memperkecil
jarak antara mereka berdua dan…
CHU~
Suho menautkan bibirnya di bibir pink Lay. Mengecupnya
lembut seakan tak ingin melukai Lay-nya lagi. Dan malam itu, di bawah hujan
yang deras, cinta mereka kembali dalam wujud yang aslinya, indah dan sempurna.
-THE
END-
1xbet korean - Online casino and sportsbook
ReplyDelete1xbet korean. Bet online. 2 xbet. 1xbet. 2xbet. 3xbet. 4 xbet. 5 xbet. 6. Betsoft. 8 xbet. 제왕 카지노 7 xbet. 1xbet korean 8 xbet. 메리트 카지노 고객센터 9 xbet.