Tuesday, September 17, 2013

We Were In Love || BTS Fanfiction #Chapter III - Kembali

Tittle :
We Were In Love
Author :
Mblobyblo (@GenieJin_) and BubbleBlack (@Monkey_Blue1315)
Cast :
Kim Seok Jin (Jin)
Kim Ah Rin
Kim Tae Hyung (Steve Kim)
Kwon Hye Joon
Jeon Jung Kook (Shibata Taketora)
Ryu Hye Kyu
Main Pairing :
JinKyu (JIN-Hye Kyu), TaeJoon (Tae Hyung-Hye Joon), KookRin (JungKook-Ah Rin)
Support Cast :
Park Ji Min
Choi Ri Rin
Kim Byul
Min Yoongi
And find it by yourself! ^^
Genre :
Romance, School-life
Rating :
T
Summary :
All I wanna do is find a way back into love. I can’t make it true without a way back into love~
=KOTAK NYOCOT=
Oke, chapter yang ngebahas antara Hye Kyu sama Jin udahan dulu :Dv ganti ye? :D. Disini akan ngebahas antara AhRin sama Jung Kook. Fokus dulu :D ―BlackShadow
Let’s Go and….
Check this Out!!
~
~
~
::BTS FIC ft OC || WE WERE IN LOVE::
©GenieJin & ©Black Shadow
«OUR FIRST STRAIGHT FANFICTION«




CHAPTER III – KEMBALI
SUBTITTLE : THE FIRST DAY
.
.
.
[AhRin POV]

Apa aku buta? Tapi Hye Joon dan Hye Kyu sempat mengatakan bahwa memang mataku ini sedikit mengalami kesalahan. Tapi aku yakin aku tak salah. Dia, bukankah itu teman baru Hye Kyu? Siapa namanya? Ah, aku lupa. Mungkin kalau aku tak salah ingat, namanya adalah Jeon Jung Kook. Petikan gitarnya, dan… alunan lagunya… astaga…. Demi Tuhan, aku tidak mungkin salah mendengarnya, lagu ini adalah lagu yang dulu selalu kunyanyikan bersama kekasihku, ah tidak, kalian mungkin bisa menyebutnya mantan kekasih, bersama kekasihku Min Hyun.

DUGH

“Arghh…” Ringisku tertahan,
‘Kau bodoh Ah Rin, harus seperti ini disaat yang tidak tepat.’
Kudengar suara petikan itu berhenti.
YA! Nuguya?!” Seru namja itu dari dalam ruangan. Mungkin ia tahu keberadaanku sekarang. Aish! Aku harus cepat pergi dari sini!

DAP

DAP

DAP

Aku baru saja akan melangkah, tapi―
YA! Nuguya?” Tanyanya lagi, kali ini sudah berdiri diambang pintu.
Aku berbalik dengan perasaan takut. Hei! Aku sunbaenya, kenapa harus takut?!
“Eum, mianhaeyo Jung Kook-ssi, eum, aku hanya kebetulan lewat, dan tak sengaja mendengarmu dari dalam sana.” Jawabku jujur. Oh ayolah Ah Rin-ah, dia hoobae!
‘Ya Tuhan, Min Hyun-a~ apa benar ini kau? Bahkan wajahmu sangat mirip dengannya.’  Batinku miris, kalau kalian melihatnya, kemungkinan besar kalian pasti akan beranggapan sama denganku. Lihatlah, wajahnya sama dengan kekasihku! Min Hyun!
“Kau Ah Rin sunbae? Teman Hye Kyu bukan?” Tanyanya dengan pandangan –aku-seperti-pernah-mengenalmu-dari-Hye Kyu-

DEG

Tidak, kenapa perasaan itu datang lagi!
“Oh, ne. aku memang temannya. Maafkan aku, aku harus pergi. Ini sudah sore dan aku akan terlambat sampai ke rumah. Annyeong..” Kataku sambil menunduk kemudian meninggalkan Jung Kook pergi sebelum dia berkata lebih banyak lagi. Sudah cukup aku mengingat lagi memori yang memilukan itu. semua kenangan Min Hyun, dan yang lebih parahnya aku bertemu dengan ‘saudara kembarnya’? Oh yang benar saja.

[Ah Rin POV end]

Flashback

[Normal POV]

Siang itu Ah Rin tidak langsung pulang ke rumahnya. Entahlah, ada apa yang membuatnya malah berjalan di taman belakang sekolah yang sepi, padahal semua siswa sudah berlarian menuju parkiran dan gerbang sekolah.
Yeoja cantik itu mendudukkan dirinya di bangku taman yang catnya sudah usang. Maklum saja, taman sekolah itu hanya memiliki satu bangku yang selalu diduduki oleh para siswa. Dengan novel tebal di tangannya, Ah Rin menyibukkan dirinya sendiri. Hanya desiran angin dan kicauan burung―itupun kalau ada― yang menjadi temannya yang sekarang.

Drrttt…

Drrttt…

Ponsel berwarna biru itu bergetar disamping tempatnya duduk. Dilayar dengan wallpaper Hello Kitty berwarna biru itu tercantum, One Message From Min Hyun-a,

From : Min Hyun-a
Chagi, kau dimana? Aku akan menyusulmu.

Begitulah pesannya. Sejenak ia tersipu, kekasihnya akan menyusulnya kesini. Oh ayolah, kekasihnya. Apa ada yang salah?

To : Min Hyun-a

Aku  ada di taman belakang sekolah. Tentu, kemarilah.

Begitulah setidaknya balasan dari Ah Rin, yang kemudian muncul sebuah laporan pengiriman, Send and Success.
Ah Rin kembali pada novelnya lagi. Buku yang kira – kira tebalnya mencapai dua sentimeter itu seperti makanan sehari – hari Ah Rin. Tak jarang jika ada waktu senggang di sekolah, yeoja perawakan tinggi itu lebih menghabiskan waktu untuk membaca. Ingat, membaca novel.

SET

“Kyaaa!!! Gelap!! Andwaee!! Aku tidak ingin mati!!!” Teriaknya tiba – tiba ketika ia tak lagi melihat apapun. Ah Rin kira ia sudah mati.
Seseorang terkekeh, ah tidak, dia tertawa. Dengan wajah tanpa dosanya ia menatap Ah Rin. Yeoja itu terlihat jengkel dengan perbuatannya barusan.
Ah Rin mengerucutkan bibirnya, kemudian memalingkan wajahnya, jengkel sekali.
“Hey, Ah Rin-ah, wae geurae? Apa perlu marah seperti itu?” Tanya namja tampan itu setelah duduk disamping Ah Rin.
“Sudahlah, Min Hyun-a. Kau sudah membuatku kehilangan mood-ku sekarang. Aish,” Ah Rin menggerutu.
Namja yang dipanggil Min Hyun itu terkekeh. Eh? Tunggu! Min Hyun? Hey, dia kekasih Ah Rin!
Aigoo~ Kekasihku cantik kalau sedang marah.”
“Hentikan Min Hyun~ Aku benci padamu.”
Aigoo~ Kekasihku membenciku?”
“….”
Min Hyun terkekeh lagi. “Hey, sudahlah. Baiklah, kalau begitu maafkan aku.” Ucapnya sambil meraih tangan Ah Rin.
Oh ayolah, siapa yang tidak luluh ketika kekasihnya berbuat seperti Min Hyun? Ah Rin yang suka marah tiba – tiba saja langsung tersenyum dengan wajahnya yang merah seperti itu, apalagi kalian?
Ah Rin tersenyum. “Apa – apaan kau ini?” Ah Rin melepas tangannya dari genggaman Min Hyun pelan.
Min Hyun terkekeh lagi. “Ah, ya, aku ingin memintamu untuk mendengarkan lagu yang akan kunyanyikan. Eum, minggu depan aku harus tampil dengan lagu ini.”
“Dengarkan dengan baik Ah Rin-ya..” Min Hyun bersiap – siap dengan gitarnya.

[Backsong : Bruno Mars – When I Was Your Man]

alunan gitar milik Min Hyun berhenti. Ah Rin menatap kekasihnya dengan bingung. Dia seperti pernah mendengar lagu ini. Seluruh liriknya berbahasa Inggris, ia tidak terlalu paham seluruhnya.
“Apa judul lagunya Min Hyun-a?”
“Kalau aku tidak lupa, ini adalah lagu bahasa Inggris Ah Rin-ah. Milik Bruno Mars, judulnya When I Was Your Man.” Jawab Min Hyun.
When I Was Your Man? Bukankah artinya, ketika aku menjadi kekasihmu? Min Hyun-a, menurutku lagu ini bagus tapi… apa kau tidak mengerti kesan lagu ini? Lagu ini begitu menyakitkan, maksudku sang penyanyi terlihat lebih mengalami sakit hati. Dan kau tahu sendiri, kau sedang tidak sakit hati.” Ucap Ah Rin panjang lebar.
Min Hyun tersenyum. “Tentu tidak. Kau tahu? Aku sangat suka lagu ini. Mungkin kau tak pernah tahu, kalau sebenarnya ini adalah lagu yang selalu kubawakan saat berlomba dan juga mengisi acara – acara diluar sana.” Min Hyun mengacak rambut hitam Ah Rin yang rapi.
“Ah, benarkah? Baguslah.”
“Kau ingin kita pulang sekarang?” Tanya Min Hyun setelah meletakkan gitarnya disamping.
Ah Rin mengangguk. “Boleh, eomma mungkin sudah menungguku.”

»BANGTAN BOYS«

Ah Rin dan Min Hyun berjalan berdampingan menuju ke pintu gerbang. Sekolah memang sudah sepi. Kebanyakan siswa sudah pulang atau mungkin masih mengikuti ekstrakulikuler, kebetulan Ah Rin juga tidak ada jadwal hari ini. Jadi ia bisa bersantai – santai panjang nanti di rumah.
Setelah keluar dari halaman sekolah sepasang kekasih itu berjalan kembali tanpa satupun ada yang membuka percakapan. Ah Rin yang hanya berjalan menunduk sambil memandangi snickersnya yang berwarna putih bersih, juga tak berniat membuka percakapan apapun pada kekasihnya.
“Ah Rin-ah, kau mau soda?” Tanya Min Hyun, membuka percakapan lebih dulu.
Ah Rin menoleh, “Soda? Dimana?” Tanyanya sambil menghentikan langkah karena Min Hyun berhenti berjalan, jadi dia harus mengikutinya bukan?
Min Hyun menunjuk mesin minuman (?) yang berada di seberang jalan. “Itu, disana. Kau mau?”
Ah Rin menatap mesin tersebut, kemudian menoleh pada Min Hyun lagi. Yeoja manis itu mengangguk sambil tersenyum. “Tentu, aku mau.”
Min Hyun berlari kecil meninggalkan Ah Rin di seberang jalan. Setelah mungkin beberapa menit, Min Hyun kembali dengan membawa dua kaleng soda.
“Ini untukmu.”
Ne, gomawo, Min Hyun-a.”
Kedua orang itu kembali berjalan menyusuri trotoar yang ramai dengan lautan manusia. Dan lima puluh menit kemudian, Ah Rin sampai di rumahnya dan Min Hyun kembali pulang ke rumahnya.

»BANGTAN BOYS«

Dua hari setelah peristiwa itu, Ah Rin sama sekali tak bertemu Min Hyun dan sama sekali tak berhubungan apapun dengan Min Hyun. Namja tampan itu seperti melupakannya, atau mungkin sengaja melupakannya? Oh tidak, lupakan alasan terakhirnya, Ah Rin bukan tipe gadis yang suka berprasangka buruk, apalagi pada kekasihnya.
Ah Rin duduk melamun, tidak mengindahkan makanannya yang sekarang sudah mulai raib dimulut Hye Joon.
YA! Ah Rin-ah, wae geurae?” Hye Joon menyenggol lengan Ah Rin.
Ah Rin mengerjap – ngerjapkan matanya. “Ya?”
“Kau ini kenapa?” Tanya Hye Joon lagi, dengan nada sinis.
“Tidak, aku tidak apa – apa.” Jawab Ah Rin.
“Meragukan, apa kau tidak tahu? Aku bisa merasakan aura kebohongan darimu.”
“Ah, benarkah?” Ah Rin tertawa kaku.
“Jadi, katakan padaku, ada apa denganmu?” Hye Joon memasukkan ramen ke mulutnya.
Ah Rin menghembuskan nafasnya, kemudian menopang dagunya. “Min Hyun, dia sama sekali tak menghubungiku. Aku khawatir.”
“Ah, benarkah? Kenapa?” Sahut Hye Joon tanpa menatap Ah Rin.
“Aku tidak tahu. Tapi yang jelas dia tidak mungkin mengkhianatiku.” Ungkap Ah Rin lesu.
“Hey, sejak kapan Min Hyun seperti itu? Namja sepertinya tidak mungkin berbuat seperti itu padamu, Rin-ah.” Hye Joon meletakkan sumpit di mangkuknya.
“Mungkin kau benar, Hye Joon-ah.”
»BANGTAN BOYS«
Hari ini Ah Rin pulang bersama Hye Joon, sempat Hye Joon mampir sebentar di rumahnya. Hanya sekedar tegur sapa dengan eommanya dan mengobrol sebentar dengan Ah Rin mengenai Min Hyun. Sekarang Ah Rin hanya termenung di kamar, duduk di kasur berukuran queen size di kamarnya, menghadap jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan taman rumahnya.
“Kau dimana Min Hyun-a~” Ah Rin menyembunyikan wajah diantara lututnya.
‘Bagaimana kalau aku mencoba menghububnginya?’
Ah Rin langsung terkesiap, kemudian melompat ke meja nakasnya. Mencari benda berwarna biru berbentuk persegi panjang miliknya. Dengan cepat ia mencari nama kontak diphonebooknya, Min Hyun-a.
Ah Rin mendekatkan ponsel ke telinganya, nada sambungnya langsung memasuki indera pendengarannya.
“……”
Tak ada jawaban. Ia mencobanya lagi.
“……”
‘Kenapa tidak ada yang mengangkat?’ Ah Rin membatin dalam hati.
“Yeoboseyo?”  Sahut seseorang diseberang sana, bukan Min Hyun, batin Ah Rin dalam hati.
“Min Ah, apa oppamu ada?” Sergah Ah Rin cepat.
Min Ah nampak diam diseberang sana.
“Min Ah? Apa kau mendengarku? Apa oppamu ada?” Tanya Ah Rin cepat. Ia sudah tidak ingin mengulur waktu.
“Rin Eonnie… Sebenarnya ada sesuatu yang terjadi.. Tapi aku tidak ingin mengatakannya padamu… Maafkan aku..” Min Ah menjawab dengan suara pelan.
“Ada apa denganmu? Hey, katakan padaku Min Ah, dimana Min Hyun? Kenapa ia sama sekali tak menghubungiku?” Ah Rin kehilangan kesabaran.
Eonnie Oppa pergi ke Jepang dua hari yang lalu…” Min Ah berkata dengan suara parau disana.
“Jepang? Untuk apa?”
Dua hari yang lalu? Oh, Ah Rin ingat, saat  itu adalah saat Min Hyun menyanyikan lagu milik Bruno Mars dan membeli soda. Ya , dia ingat itu.
“Min Hyun oppa kesana untuk pindah sekolah …. Dan…” Min Ah memotong kalimatnya.
Ah Rin semakin berfirasat buruk, bahkan sangat buruk. “Kenapa Min Ah? Kumohon, berkatalah dengan jelas. Aku sangat khawatir mengenai hal ini.”
Min Ah menghela nafas. “Min Hyun oppa…  Min Hyun oppa… Min Hyun oppa, kecelakaan eonnie..”

JEEDDER

Ah Rin membelalakkan matanya terkejut. Sesuatu di dalam tubuhnya begitu sakit. Berdenyut dan nyeri. Jadi…
“Apa?! B-Bagaimana itu bisa terjadi Min Ah?! Min Hyun-a….” Pandangannya mengabur, airmatanya sudah menggerombol di pelupuk matanya. Setelah dua hari ia tidak mendapat kabar apapun, dan akhirnya ia mendapat kabar yang sepilu ini?
“Min Hyun oppa kehilangan banyak darah… Dan dokter tak bisa menyelamatkannya… Min Hyun oppa… Dia.. Dia sudah pergi eonnie…
Ah Rin tak mampu berkata apapun. Ia membekap mulutnya kuat – kuat dan langsung memutuskan  sambungan teleponnya dengan Min Ah. Jadi Min Hyun sudah meninggal? Dan tepat setelah ia dan Ah Rin bergembira untuk yang terakhir kali?
“Min Hyun-a… Kenapa kau sejahat ini padaku…” Isaknya setelah jatuh terduduk di karpetnya yang lembut.
“Kau meninggalkanku… Bahkan aku belum melihat wajahmu untuk yang terakhir kalinya..”

Flashback Off

Ah Rin berhenti berlari. Ia sudah sedikit mengeluarkan airmatanya setelah mengingat peristiwa memilukan itu. bukannya ia tidak mencintai Min Hyun, tapi ia sudah sangat terluka saat Min Hyun tak member kabar apapun padanya, apalagi saat ia mendengar kabar kalau Min Hyun sudah meninggal dunia. Ah, mengingatnya saja Ah Rin bisa menangis apalagi sekarang dia bertemu dengan seorang yang mirip sekali dengan Min Hyun! Jung Kook! Entahlah, Ah Rin bisa langsung menyebut kalau Jung Kook adalah saudara kembar Min Hyun. Yang pasti Ah Rin sangat terpukul dengan hal itu.
Dan sekarang ia bertemu dengan Jung Kook?  Apa Ah Rin bisa menyebutnya Min Hyun seperti dulu? Huh, Ah Rin rasa tidak. Jung Kook adalah Jung Kook, bukan Min Hyun. Ingat, Min Hyun masih mencintainya, mencintai Ah Rin, dan meskipun Ah Rin tidak mengetahuinya, ia bisa merasakannya.
“Min Hyun-a… Apa boleh aku jatuh cinta dengannya?”

::TBC::

Yakk, bagaimana dengan chapter yang ini? :D
Saya rasa, ini sangat aneh dan feelnya kurang dapet banget -_-
Jadi maaf, karena ini adalah FF pertama, kalau ada salah mohon maaf banget..
Oke dah, yang mau comment? Dipersilakan dengan sangat, karena saya butuh tuh comment dari para readers yang kece – kece ini ;D ada di bawah posting :D Jangan lupa lhoo~

Salam damai, ―BlackShadow

3 comments:

  1. Annyeong thor ^^ new readers here kkk~
    nae suka ceritanya penulisannya juga rapih. Keep writing ne fighting !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Annyeong juga Salvia-ssi~ :)
      Gomawo atas commentnya, authordeul seneng banget^^
      Fighting!! ^^

      Delete
    2. Ah~ mian~ Silvia~ :Dv Tulisannya burem :D
      wakaka~

      Delete