Tittle :
We Were In Love
Author :
Mblobyblo (@GenieJin_)
and BubbleBlack (@Monkey_Blue1315)
Cast :
Kim Seok Jin (Jin)
Kim Ah Rin
Kim Tae Hyung (Steve Kim)
Kwon Hye Joon
Jeon Jung Kook (Shibata
Taketora)
Ryu Hye Kyu
Main Pairing :
JinKyu (JIN-Hye Kyu),
TaeJoon (Tae Hyung-Hye Joon), KookRin (JungKook-Ah Rin)
Support Cast :
Park Ji Min
Choi Ri Rin
Kim Byul
Min Yoongi
And find it by yourself!
^^
Genre :
Romance, School-life
Rating :
T
Summary :
“All I wanna do is find a way back into love. I
can’t make it true without a way back into love~”
=KOTAK NYOCOT=
Oke, chapter yang
ngebahas antara Hye Kyu sama Jin udahan dulu :Dv ganti ye? :D. Disini akan
ngebahas antara AhRin sama Jung Kook. Fokus dulu :D ―BlackShadow
Let’s Go and….
Check this Out!!
~
~
~
~
::BTS FIC ft OC || WE WERE IN LOVE::
©GenieJin & ©Black Shadow
«OUR FIRST STRAIGHT FANFICTION«
♥CHAPTER III – KEMBALI♥
♥ SUBTITTLE
: THE FIRST DAY ♥
.
.
.
[AhRin POV]
Apa aku buta? Tapi Hye Joon dan Hye Kyu sempat mengatakan bahwa memang
mataku ini sedikit mengalami kesalahan. Tapi aku yakin aku tak salah. Dia,
bukankah itu teman baru Hye Kyu? Siapa namanya? Ah, aku lupa. Mungkin kalau aku
tak salah ingat, namanya adalah Jeon Jung Kook. Petikan gitarnya, dan… alunan
lagunya… astaga…. Demi Tuhan, aku tidak mungkin salah mendengarnya, lagu ini
adalah lagu yang dulu selalu kunyanyikan bersama kekasihku, ah tidak, kalian
mungkin bisa menyebutnya mantan kekasih, bersama kekasihku Min Hyun.
DUGH
“Arghh…” Ringisku tertahan,
‘Kau bodoh Ah Rin, harus seperti ini disaat yang
tidak tepat.’
Kudengar suara petikan itu berhenti.
“YA! Nuguya?!” Seru namja itu
dari dalam ruangan. Mungkin ia tahu keberadaanku sekarang. Aish! Aku harus
cepat pergi dari sini!
DAP
DAP
DAP
Aku baru saja akan melangkah, tapi―
“YA! Nuguya?” Tanyanya lagi,
kali ini sudah berdiri diambang pintu.
Aku berbalik dengan perasaan takut. Hei! Aku sunbaenya, kenapa harus takut?!
“Eum, mianhaeyo Jung Kook-ssi, eum, aku hanya kebetulan lewat, dan
tak sengaja mendengarmu dari dalam sana.” Jawabku jujur. Oh ayolah Ah Rin-ah, dia hoobae!
‘Ya Tuhan, Min Hyun-a~ apa benar ini kau?
Bahkan wajahmu sangat mirip dengannya.’ Batinku miris, kalau kalian
melihatnya, kemungkinan besar kalian pasti akan beranggapan sama denganku.
Lihatlah, wajahnya sama dengan kekasihku! Min Hyun!
“Kau Ah Rin sunbae? Teman Hye
Kyu bukan?” Tanyanya dengan pandangan –aku-seperti-pernah-mengenalmu-dari-Hye
Kyu-
DEG
Tidak, kenapa perasaan itu datang lagi!
“Oh, ne. aku memang temannya.
Maafkan aku, aku harus pergi. Ini sudah sore dan aku akan terlambat sampai ke
rumah. Annyeong..” Kataku sambil
menunduk kemudian meninggalkan Jung Kook pergi sebelum dia berkata lebih banyak
lagi. Sudah cukup aku mengingat lagi memori yang memilukan itu. semua kenangan
Min Hyun, dan yang lebih parahnya aku bertemu dengan ‘saudara kembarnya’? Oh
yang benar saja.
[Ah Rin POV end]
Flashback
[Normal POV]
Siang itu Ah Rin tidak langsung pulang ke
rumahnya. Entahlah, ada apa yang membuatnya malah berjalan di taman belakang
sekolah yang sepi, padahal semua siswa sudah berlarian menuju parkiran dan
gerbang sekolah.
Yeoja cantik itu mendudukkan dirinya di bangku
taman yang catnya sudah usang. Maklum saja, taman sekolah itu hanya memiliki
satu bangku yang selalu diduduki oleh para siswa. Dengan novel tebal di
tangannya, Ah Rin menyibukkan dirinya sendiri. Hanya desiran angin dan kicauan
burung―itupun kalau ada― yang menjadi temannya yang sekarang.
Drrttt…
Drrttt…
Ponsel berwarna biru itu bergetar disamping
tempatnya duduk. Dilayar dengan wallpaper Hello Kitty berwarna biru itu
tercantum, One Message From Min Hyun-a,
From : Min Hyun-a
Chagi, kau dimana? Aku akan menyusulmu.
Begitulah pesannya. Sejenak ia tersipu,
kekasihnya akan menyusulnya kesini. Oh ayolah, kekasihnya. Apa ada yang salah?
To : Min Hyun-a
Aku ada di taman belakang
sekolah. Tentu, kemarilah.
Begitulah setidaknya balasan dari Ah Rin, yang
kemudian muncul sebuah laporan pengiriman, Send and Success.
Ah Rin kembali pada novelnya lagi. Buku yang
kira – kira tebalnya mencapai dua sentimeter itu seperti makanan sehari – hari
Ah Rin. Tak jarang jika ada waktu senggang di sekolah, yeoja perawakan tinggi
itu lebih menghabiskan waktu untuk membaca. Ingat, membaca novel.
SET
“Kyaaa!!! Gelap!! Andwaee!! Aku tidak ingin
mati!!!” Teriaknya tiba – tiba ketika ia tak lagi melihat apapun. Ah Rin kira
ia sudah mati.
Seseorang terkekeh, ah tidak, dia tertawa.
Dengan wajah tanpa dosanya ia menatap Ah Rin. Yeoja itu terlihat jengkel dengan
perbuatannya barusan.
Ah Rin mengerucutkan bibirnya, kemudian
memalingkan wajahnya, jengkel sekali.
“Hey, Ah Rin-ah, wae geurae? Apa
perlu marah seperti itu?” Tanya namja tampan itu setelah duduk disamping Ah
Rin.
“Sudahlah, Min Hyun-a. Kau
sudah membuatku kehilangan mood-ku
sekarang. Aish,” Ah Rin menggerutu.
Namja yang dipanggil Min Hyun itu terkekeh. Eh?
Tunggu! Min Hyun? Hey, dia kekasih Ah Rin!
“Aigoo~ Kekasihku cantik kalau
sedang marah.”
“Hentikan Min Hyun~ Aku benci padamu.”
“Aigoo~ Kekasihku membenciku?”
“….”
Min Hyun terkekeh lagi. “Hey, sudahlah.
Baiklah, kalau begitu maafkan aku.” Ucapnya sambil meraih tangan Ah Rin.
Oh ayolah, siapa yang tidak luluh ketika
kekasihnya berbuat seperti Min Hyun? Ah Rin yang suka marah tiba – tiba saja
langsung tersenyum dengan wajahnya yang merah seperti itu, apalagi kalian?
Ah Rin tersenyum. “Apa – apaan kau ini?” Ah Rin
melepas tangannya dari genggaman Min Hyun pelan.
Min Hyun terkekeh lagi. “Ah, ya, aku ingin
memintamu untuk mendengarkan lagu yang akan kunyanyikan. Eum, minggu depan aku
harus tampil dengan lagu ini.”
“Dengarkan dengan baik Ah Rin-ya..” Min Hyun
bersiap – siap dengan gitarnya.
[Backsong : Bruno Mars – When I Was Your Man]
alunan gitar milik Min Hyun berhenti. Ah Rin
menatap kekasihnya dengan bingung. Dia seperti pernah mendengar lagu ini.
Seluruh liriknya berbahasa Inggris, ia tidak terlalu paham seluruhnya.
“Apa judul lagunya Min Hyun-a?”
“Kalau aku tidak lupa, ini adalah lagu bahasa
Inggris Ah Rin-ah. Milik Bruno Mars, judulnya When I Was Your Man.” Jawab Min Hyun.
“When I Was Your Man? Bukankah
artinya, ketika aku menjadi kekasihmu? Min Hyun-a, menurutku lagu ini bagus
tapi… apa kau tidak mengerti kesan lagu ini? Lagu ini begitu menyakitkan,
maksudku sang penyanyi terlihat lebih mengalami sakit hati. Dan kau tahu
sendiri, kau sedang tidak sakit hati.” Ucap Ah Rin panjang lebar.
Min Hyun tersenyum. “Tentu tidak. Kau tahu? Aku
sangat suka lagu ini. Mungkin kau tak pernah tahu, kalau sebenarnya ini adalah
lagu yang selalu kubawakan saat berlomba dan juga mengisi acara – acara diluar
sana.” Min Hyun mengacak rambut hitam Ah Rin yang rapi.
“Ah, benarkah? Baguslah.”
“Kau ingin kita pulang sekarang?” Tanya Min
Hyun setelah meletakkan gitarnya disamping.
Ah Rin mengangguk. “Boleh, eomma mungkin
sudah menungguku.”
»BANGTAN
BOYS«
Ah Rin dan Min Hyun berjalan berdampingan
menuju ke pintu gerbang. Sekolah memang sudah sepi. Kebanyakan siswa sudah
pulang atau mungkin masih mengikuti ekstrakulikuler, kebetulan Ah Rin juga
tidak ada jadwal hari ini. Jadi ia bisa bersantai – santai panjang nanti di
rumah.
Setelah keluar dari halaman sekolah sepasang
kekasih itu berjalan kembali tanpa satupun ada yang membuka percakapan. Ah Rin
yang hanya berjalan menunduk sambil memandangi snickersnya yang berwarna putih
bersih, juga tak berniat membuka percakapan apapun pada kekasihnya.
“Ah Rin-ah, kau mau soda?” Tanya Min Hyun,
membuka percakapan lebih dulu.
Ah Rin menoleh, “Soda? Dimana?” Tanyanya sambil
menghentikan langkah karena Min Hyun berhenti berjalan, jadi dia harus
mengikutinya bukan?
Min Hyun menunjuk mesin minuman (?) yang berada
di seberang jalan. “Itu, disana. Kau mau?”
Ah Rin menatap mesin tersebut, kemudian menoleh
pada Min Hyun lagi. Yeoja manis itu mengangguk sambil tersenyum. “Tentu, aku
mau.”
Min Hyun berlari kecil meninggalkan Ah Rin di
seberang jalan. Setelah mungkin beberapa menit, Min Hyun kembali dengan membawa
dua kaleng soda.
“Ini untukmu.”
“Ne, gomawo, Min Hyun-a.”
Kedua orang itu kembali berjalan menyusuri
trotoar yang ramai dengan lautan manusia. Dan lima puluh menit kemudian, Ah Rin
sampai di rumahnya dan Min Hyun kembali pulang ke rumahnya.
»BANGTAN
BOYS«
Dua hari setelah peristiwa itu, Ah Rin sama
sekali tak bertemu Min Hyun dan sama sekali tak berhubungan apapun dengan Min
Hyun. Namja tampan itu seperti melupakannya, atau mungkin sengaja melupakannya?
Oh tidak, lupakan alasan terakhirnya, Ah Rin bukan tipe gadis yang suka
berprasangka buruk, apalagi pada kekasihnya.
Ah Rin duduk melamun, tidak mengindahkan
makanannya yang sekarang sudah mulai raib dimulut Hye Joon.
“YA! Ah Rin-ah, wae geurae?” Hye Joon menyenggol lengan Ah Rin.
Ah Rin mengerjap – ngerjapkan matanya. “Ya?”
“Kau ini kenapa?” Tanya Hye Joon lagi, dengan
nada sinis.
“Tidak, aku tidak apa – apa.” Jawab Ah Rin.
“Meragukan, apa kau tidak tahu? Aku bisa
merasakan aura kebohongan darimu.”
“Ah, benarkah?” Ah Rin tertawa kaku.
“Jadi, katakan padaku, ada apa denganmu?” Hye
Joon memasukkan ramen ke mulutnya.
Ah Rin menghembuskan nafasnya, kemudian
menopang dagunya. “Min Hyun, dia sama sekali tak menghubungiku. Aku khawatir.”
“Ah, benarkah? Kenapa?” Sahut Hye Joon tanpa
menatap Ah Rin.
“Aku tidak tahu. Tapi yang jelas dia tidak
mungkin mengkhianatiku.” Ungkap Ah Rin lesu.
“Hey, sejak kapan Min Hyun seperti itu? Namja
sepertinya tidak mungkin berbuat seperti itu padamu, Rin-ah.” Hye Joon
meletakkan sumpit di mangkuknya.
“Mungkin kau benar, Hye Joon-ah.”
»BANGTAN
BOYS«
Hari ini Ah Rin pulang bersama Hye Joon, sempat
Hye Joon mampir sebentar di rumahnya. Hanya sekedar tegur sapa dengan eommanya
dan mengobrol sebentar dengan Ah Rin mengenai Min Hyun. Sekarang Ah Rin hanya
termenung di kamar, duduk di kasur berukuran queen size di kamarnya, menghadap jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan
taman rumahnya.
“Kau dimana Min Hyun-a~” Ah Rin menyembunyikan
wajah diantara lututnya.
‘Bagaimana kalau aku mencoba menghububnginya?’
Ah Rin langsung terkesiap, kemudian melompat ke
meja nakasnya. Mencari benda berwarna biru berbentuk persegi panjang miliknya.
Dengan cepat ia mencari nama kontak diphonebooknya, Min Hyun-a.
Ah Rin mendekatkan ponsel ke telinganya, nada
sambungnya langsung memasuki indera pendengarannya.
“……”
Tak ada jawaban. Ia mencobanya lagi.
“……”
‘Kenapa tidak ada yang mengangkat?’ Ah Rin
membatin dalam hati.
“Yeoboseyo?” Sahut seseorang diseberang sana, bukan Min Hyun, batin Ah Rin dalam
hati.
“Min Ah, apa oppamu ada?” Sergah Ah
Rin cepat.
Min Ah nampak diam diseberang sana.
“Min Ah? Apa kau mendengarku? Apa oppamu
ada?” Tanya Ah Rin cepat. Ia sudah tidak ingin mengulur waktu.
“Rin Eonnie… Sebenarnya ada sesuatu
yang terjadi.. Tapi aku tidak ingin mengatakannya padamu… Maafkan aku..” Min Ah
menjawab dengan suara pelan.
“Ada apa denganmu? Hey, katakan padaku Min Ah,
dimana Min Hyun? Kenapa ia sama sekali tak menghubungiku?” Ah Rin kehilangan
kesabaran.
“Eonnie … Oppa pergi ke Jepang dua hari yang lalu…” Min Ah
berkata dengan suara parau disana.
“Jepang? Untuk apa?”
Dua hari yang lalu? Oh, Ah Rin ingat, saat itu adalah saat Min Hyun menyanyikan lagu
milik Bruno Mars dan membeli soda. Ya , dia ingat itu.
“Min Hyun oppa kesana untuk
pindah sekolah …. Dan…” Min Ah memotong kalimatnya.
Ah Rin semakin berfirasat buruk, bahkan sangat
buruk. “Kenapa Min Ah? Kumohon, berkatalah dengan jelas. Aku sangat khawatir
mengenai hal ini.”
Min Ah menghela nafas. “Min Hyun oppa… Min Hyun oppa… Min Hyun oppa, kecelakaan eonnie..”
JEEDDER
Ah Rin membelalakkan matanya terkejut. Sesuatu
di dalam tubuhnya begitu sakit. Berdenyut dan nyeri. Jadi…
“Apa?! B-Bagaimana itu bisa terjadi Min Ah?!
Min Hyun-a….” Pandangannya mengabur, airmatanya sudah menggerombol di pelupuk
matanya. Setelah dua hari ia tidak mendapat kabar apapun, dan akhirnya ia
mendapat kabar yang sepilu ini?
“Min Hyun oppa kehilangan banyak
darah… Dan dokter tak bisa menyelamatkannya… Min Hyun oppa… Dia.. Dia sudah pergi eonnie…”
Ah Rin tak mampu berkata apapun. Ia membekap
mulutnya kuat – kuat dan langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Min Ah. Jadi Min
Hyun sudah meninggal? Dan tepat setelah ia dan Ah Rin bergembira untuk yang
terakhir kali?
“Min Hyun-a… Kenapa kau sejahat ini padaku…”
Isaknya setelah jatuh terduduk di karpetnya yang lembut.
“Kau meninggalkanku… Bahkan aku belum melihat
wajahmu untuk yang terakhir kalinya..”
Flashback Off
Ah Rin berhenti berlari. Ia sudah sedikit mengeluarkan airmatanya
setelah mengingat peristiwa memilukan itu. bukannya ia tidak mencintai Min
Hyun, tapi ia sudah sangat terluka saat Min Hyun tak member kabar apapun
padanya, apalagi saat ia mendengar kabar kalau Min Hyun sudah meninggal dunia.
Ah, mengingatnya saja Ah Rin bisa menangis apalagi sekarang dia bertemu dengan
seorang yang mirip sekali dengan Min Hyun! Jung Kook! Entahlah, Ah Rin bisa
langsung menyebut kalau Jung Kook adalah saudara kembar Min Hyun. Yang pasti Ah
Rin sangat terpukul dengan hal itu.
Dan sekarang ia bertemu dengan Jung Kook? Apa Ah Rin bisa menyebutnya Min Hyun seperti
dulu? Huh, Ah Rin rasa tidak. Jung Kook adalah Jung Kook, bukan Min Hyun.
Ingat, Min Hyun masih mencintainya, mencintai Ah Rin, dan meskipun Ah Rin tidak
mengetahuinya, ia bisa merasakannya.
“Min Hyun-a… Apa boleh aku jatuh cinta dengannya?”
::TBC::
Yakk, bagaimana dengan chapter yang ini? :D
Saya rasa, ini sangat aneh dan feelnya kurang
dapet banget -_-
Jadi maaf, karena ini adalah FF pertama, kalau
ada salah mohon maaf banget..
Oke dah, yang mau comment? Dipersilakan dengan
sangat, karena saya butuh tuh comment dari para readers yang kece – kece ini ;D ada di bawah posting :D Jangan lupa lhoo~
Salam damai, ―BlackShadow
Annyeong thor ^^ new readers here kkk~
ReplyDeletenae suka ceritanya penulisannya juga rapih. Keep writing ne fighting !!
Annyeong juga Salvia-ssi~ :)
DeleteGomawo atas commentnya, authordeul seneng banget^^
Fighting!! ^^
Ah~ mian~ Silvia~ :Dv Tulisannya burem :D
Deletewakaka~