Tittle :
Illa Illa (일라 일라)
Author :
Mblobyblo (@GenieJin_)
Cast :
Kim Joonmyeon (Suho)
Zhang Yixing (Lay)
Genre :
Romance, Hurt/Comfort
Rating :
PG-13
Summary :
“The sweet blowing wind bursts my two
cheeks warmly,that person’s face I used to love comes up”
=KOTAK
NYOCOT=
Akhirnya,
saya bisa nulis SULAY lagi!!! ^o^
Woyyy~
Narwhal!! Jangan lupa RCL!! *siapin duit dari Ma$ $uho* XD
Ini
adalah FF hasil remake MV Juniel dengan judul sama seperti FF saya .. :)
Oke,
Check
this Out!! ^^
~
~
~
::SULAY
|| ILLA ILLA::
©Mblobyblo
[NORMAL POV]
The
sweet blowing wind bursts my two cheeks warmly,that person’s face I used to
love comes up
Oh~
just like a stranger who is out of sight, wild flower on the corner, the hidden
memory when I’m by your side comes up
.
.
.
Seorang namja berkulit putih berjalan dengan
senyum angel terpampang diwajahnya.
Dipundaknya, tersandang sebuah tas tabung panjang bertali berwarna hitam.
Namanya, Kim Joonmyeon, tapi lebih sering dipanggil Suho. Mahasiswa tingkat
akhir departemen seni rupa, Universitas Seoul.
Langkahnya berhenti
didepan sebuah toko bunga sederhana yang bernuansa putih. Ia bersembunyi
dibalik salah satu sisi kusen pintu. Matanya mengintip kedalam, memperhatikan
seorang namja ber-sweater putih bersih dan jeans hitam
yang memudar. Lagi-lagi, Suho tersenyum melihat namja itu.
Oh, sedang jatuh cinta
rupanya. Ia mungkin bisa disebut stalker.
Bodoh memang, untuk ukuran namja
dewasa berumur 23 tahun, berusaha memperhatikan orang yang disukainya dari
jauh. Tapi, dia harus melakukannya. Suho masih belum ada nyali untuk mendekati namja itu.
“Ah!” pekiknya
tertahan. Ia baru ingat akan sesuatu. Segera ia membuka tabung yang dibawanya
dan mengeluarkan gulungan sedang berwarna putih dari dalamnya. Ia mengecek
gambar yang dibuatnya semalam. Setelah yakin, ia meletakkan gulungan itu
didepan pintu toko bunga dan segera meninggalkannya.
[LAY POV]
Hai. Aku Zhang Yixing.
Kalian pasti mengira aku orang China, ne?
Tepat sekali! Aku memang asli China dan menetap di Korea 3 tahun belakangan.
Dan untuk mengusir rasa bosan, aku membuka kedai bunga ini. Walau tempatnya
‘sedikit’ terpencil dan jarang ada pengunjung, aku sudah cukup senang.
Setidaknya aku banyak tahu tentang macam-macam bunga.
JLEGER!
Aku terkejut mendengar
suara petir yang cukup kencang. Awan juga mendadak berwarna kelabu dan mendung.
Ah, sebentar lagi pasti hujan. Aku harus segera memasukkan bunga-bunga yang
kupajang diluar kedalam.
Kulangkahkan kakiku
menuju keluar toko. Benar saja, rintik-rintik air mulai turun, dan mungkin
dalam beberapa menit akan semakin deras.
KREK
‘Eh?’ aku terkejut
mendapati sebuah gulungan yang tak sengaja kuinjak. Apa ini? Adakah salah
seorang pelangganku yang tak sengaja menjatuhkan miliknya? Ah! Nanti saja!
Bunga-bungaku lebih penting daripada gulungan itu. Buru-buru aku membawa
keranjang-keranjang anyam yang berisi bunga-bunga itu masuk.
GRESS
Deras. Aku tiba-tiba
merasa ada yang kulupakan. Apa ya? Aish! Salahkan betapa pikunnya aku pada
hal-hal kecil! Tunggu, aku mulai ingat sesuatu.
‘Amatda!’ gulungan yang tadi kuinjak. Aku segera berlari-lari kecil
keluar dan mendapati gulungan itu sudah seperempat basah. Yah, Zhang Yixing!
Betapa~
Bagaimana ini?
Bagaimana kalau isinya penting? Proposal atau diagram perusahaan? Kalau aku
disuruh mengganti bagaimana? Argh! Baboya!
Kuputuskan untuk
mengeringkannya dengan hair-dryer
milikku. Sekitar sepuluh menit, dan gulungan itu mengering. Aku menghela nafas
lega. Tak menyesal juga aku mengeringkannya.
‘Apa ya isinya? Kok aku jadi penasaran?’ setelah batinku berkata
demikian, aku segera membuka gulungan itu. Dan alangkah terkejutnya aku
mendapati bahwa itu sebuah gambar sketsa seseorang. Itu kan....
Aku!
♥_Illa
Illa_♥
My baby illa illa illa, baby illa illa illa, baby illa illa illa
Never forget love
Never forget love
.
.
.
Aku menatap lama sketsa
itu. Siapa yang membuat sketsa ini? Kenapa dia tidak masuk dan memberikannya
langsung? Apa dia sengaja meninggalkannya diluar, agar identitasnya tidak
diketahui? Tapi, siapa dia? Kuamati lagi lukisan itu. O-oh, ada sesuatu di
pojok lukisan itu. Tanda tangan? Bukan-bukan. Sebuah, nama samaran?
Guardian :)
Kepalaku langsung penat
memikirkannya. Harusnya aku lebih peka terhadap sekitarku! Begini deh jadinya.
Jangan-jangan, dia seorang dari pelangganku? Penggemar rahasia? Atau, stalker? Atau mungkin gabungan keduanya?
Bagaimana orangnya? Latar belakangnya? Ish!
Kugulung lagi sketsa
itu. Mungkin bisa kupikirkan lagi lain kali. Sekarang adalah waktuku mengisi
jurnal harianku. Kuambil pensil dan kumulai menulis.
Hari
paling aneh yang pernah kualami. Seseorang datang secara sembunyi-sembunyi dan
menaruh sketsa wajahku didepan pintu toko. Siapakah dia? Seorang penggemar
rahasia-ku, kah? Apa aku mengenalnya? Kurasa jawabannya, tidak.
Ini
musim semi tahun ketiga-ku di Korea. Dan selama tiga tahun, baru kali ini aku
mendapat kiriman seperti ini. Terlampau aneh. :/
Ah,
sudahlah. Mungkin orang iseng yang ingin mengerjaiku.
-Yixing
♥_Illa
Illa_♥
First love is beautiful, first love is flower. If spring comes, your
dazzling eyes are like flowers
First love is like a kid, first love is clumsy. You shower me with love, I can’t take(receive) it
First love is like a kid, first love is clumsy. You shower me with love, I can’t take(receive) it
Illa illa illa, illa illa illa, illa illa illa, My love good-bye
.
.
.
Suho menatap
langit-langit kamarnya sambil tersenyum sendiri. Hari ini Yixing sangat cantik
–walau biasanya juga cantik. Entah hanya perasaannya saja, atau memang sweater putih yang dikenakan Yixing tadi
membuatnya nampak bersinar? Entahlah, dia tidak yakin. Mungkin hanya pemikiran
anehnya.
Ia tiba-tiba
menertawakan tingkahnya sendiri. Tersenyum-senyum tak jelas dan sendirian.
Lebih sering menggambar sketsa, men-stalker
namja yang bahkan tidak mengenalnya.
Inikah yang disebut cinta pertama?
Bodoh memang. Suho baru
merasakan cinta pertama pada umur dua puluh tiga tahun. Bahkan adiknya –Kim
Jongin- sudah berpacaran sejak SMP. Dia kelainan, ya? Sepertinya juga tidak.
“Aku yang salah! Dulu
aku sibuk belajar, sampai tidak memikirkan cinta!” gumamnya menyalahkan diri
sendiri.
Suho merasa, cinta
pertama itu benar-benar indah. Seperti yang dikatakan di drama-drama televise
yang sering ditonton maid-nya. Cinta
pertama itu seperti bunga di musim semi, indah dan mempesona. Cinta pertama itu
spesial, indah, berkesan, dan sejenisnya.
Yixing, begitu nama namja yang disukai Suho. Darimana dia
tahu? Salah satu pelanggan Yixing yang tak sengaja ditemuinya berkata demikian.
Yah, dengan sedikit memohon-mohon, tentunya.
Cinta pertamanya pada
Yixing seperti anak-anak. Begitu polos, lugu, dan murni. Juga agak kikuk.
Bahkan untuk menatap muka Yixing saja, Suho yakin wajahnya akan langsung
memerah seperti orang kedinginan atau demam. -_-
Intinya, Yixing telah
merenggut semua perhatiannya. Sepotong hatinya sudah terkait dengan hati
Yixing. Dan mungkin akan selalu begitu.
«.Mblobyblo.«
The
stars in the dark night sky, that time I recall the memories, in my old diary,
you come out.
My
baby illa illa illa, baby illa illa illa, baby illa illa illa
Never forget love
Never forget love
.
.
.
Hari ini, Suho belum
sempat ‘mengunjungi’ Yixing. Salahkan dosennya yang menyebalkan, memberinya
mata kuliah tambahan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Terpaksa ia tertahan
di kampus sampai sore. Padahal toko bunga Yixing hanya buka sampai pukul 3
siang.
Malam ini, bintang
bersinar terang dilangit. Saling berlomba menunjukkan sinar terbaiknya pada
manusia. Ditemani bulan purnama sebagai rajanya.
Suho duduk dibalkon
dengan sebuah kanvas sedang terpampang didepannya dan sebatang pensil ditangan
kanannya. Ia menarik garis di kanvas itu dan mengulang-ulangnya beberapa kali,
membentuk sebuah sketsa wajah. Wajah cantik Yixing. Wajah yang selalu tersenyum
dan menampakkan single-dimple yang
manis.
Begitu selesai dengan
sketsanya, Suho menatap sketsa itu sebentar. Ia memiringkan kepalanya, ke kiri
dan ke kanan, memperhatikan apakah sudah simetris atau belum gambarnya. Setelah
itu, dia tersenyum bangga. Satu lagi sketsa wajah Yixing yang berhasil
diselesaikannya. Semoga besok ia bisa segera mengantarnya ke toko bunga Yixing.
Digulungnya sketsa itu
dengan hati-hati dan memasukkannya kedalam tabung tempat ia biasa menaruh
lukisan untuk dibawa keluar rumah. Dalam benaknya, sudah tersusun sebuah adegan
dimana ia akan meletakkan lukisan itu didepan pintu dan masuk kedalam toko bunga
untuk berpura-pura sebagai pelanggan baru.
“Wait me, Yixing-a~”
gumamnya senang.
♥_Illa
Illa_♥
First love is beautiful, first love is flower. If spring comes, your
dazzling eyes are like a flower
First love is like a kid, first love is clumsy. You shower me with love. I can’t take it.
First love is like a kid, first love is clumsy. You shower me with love. I can’t take it.
.
.
.
Suho memantapkan
langkahnya menuju toko bunga Yixing. Dengan senyum terpancar di wajahnya. Ia
mengendap, lalu bersembunyi lagi dibalik salah satu kusen pintu. Ia melihat
kedalam, dimana Yixing sedang asyik mencium aroma bunga krisan putih dan
tersenyum.
Ia mengeluarkan
gulungan lukisan dari dalam tas tabungnya. Diletakannya gulungan itu didepan
pintu toko bunga Yixing. Setelahnya, ia merapikan penampilannya. Ditariknya
nafas panjang untuk menahan degup jantungnya yang mengencang.
KRING
“Annyeong
haseyo~” sapa Suho sambil sedikit membungkuk dan tersenyum. Yixing nampak
sedikit terkejut dan tersenyum, dengan smile-dimple-nya
untuk menyapa balik Suho.
“Tolong beberapa
tangkai bunga lavender..” Yixing mengangguk, mengambil beberapa tangkai bunga
lavender dan merangkainya dengan plastik bening dan seutas tali berwarna ungu.
Dalam waktu tiga menit, bucket bunga kecil buatan Yixing sudah berpindah tangan
ke Suho.
Suho mengeluarkan
dompet dan mengeluarkan beberapa lembar won. Yixing baru hendak mengambil
kembalian sebelum Suho berkata,
“Ambil saja
kembaliannya! Gomawo!” Yixing menatap
mata Suho dan mengangguk canggung. Suho tersenyum angelic sekali lagi, sebelum akhirnya keluar toko. Ia melangkah
keluar dengan perasaan senang. Akhirnya! Dia berhasil menyapa Yixing, walau namja itu hanya tersenyum. Mungkin dia
tidak terlalu suka bicara pada orang baru, pikirnya.
Dan ia sempat menatap
mata Yixing. Kedua obsidian itu nampak bening dan berkilau, seperti kaca. Ah,
Suho saja langsung terpesona!
«.Mblobyblo.«
[LAY’S SIDE]
Yixing menatap sketsa yang ada dihadapannya.
Senyumnya daritadi tak luntur-luntur juga. Apa ini? Apakah dia jatuh cinta pada
secret admirer itu? Bahkan ia belum
pernah melihatnya? Tapi, yang membuat Yixing yakin bahwa orang itu spesial
adalah dari kata-kata yang dituliskannya dibawah sketsa Yixing.
Tuhan memang baik, mengirimkan sesosok malaikat
untuk mengisi kekosongan hatiku
Dan aku dapat mengabadikan wajahnya dalam
sketsa buatanku
Dia bahkan tak bosan
membaca tulisan itu berulang-ulang kali. Maknanya terlalu dalam. Yixing bahkan
sampai tersipu jika ada yang mengucapkan itu padanya. Semuanya terasa
begitu.... indah.
Ia membuka buku bundel
bersampul cokelat miliknya. Jurnal hidupnya. Ia mengambil pensil dan mulai
menorehkan kata-kata disana.
Hari ini
aku jatuh cinta. Cinta pertamaku. Seseorang yang sama sekali tidak kukenal,
tapi berhasil membuatku jatuh hati pada dia. Kata-katanya yang ditunjukkan
padaku, langsung membuatku tersipu.
Benarkah
dia yang dikirimkan Tuhan untukku?
-Yixing
♥_Illa
Illa_♥
That
time was so difficult, that time I didn’t know oh~ I think I know it now
I’m missing you, so I try to call you illa illa illa illa, illa illa illa
I’m missing you, so I try to call you illa illa illa illa, illa illa illa
Illa
illa illa illa, never forget love
.
.
.
Sebuah kebahagiaan
tidak akan bertahan lama. Begitu juga dengan yang dirasakan Suho. Baru tadi
siang, dia merasa amat bahagia karena menyapa Yixing untuk pertama kalinya,
setelah sekian lama. Tapi begitu sampai rumah, ia mendapat kabar yang langsung
menenggelamkan kebahagiaannya.
Ia akan mendapat
beasiswa S2 ke Inggris karena prestasi baiknya. Bukankah harusnya ia gembira?
Tidak. Ia tidak ingin pergi kesana. Sudah berulang kali ia memohon-mohon pada
dosennya untuk membatalkan semua itu. Sayangnya, semua itu mustahil.
Universitasnya bisa dituntut dengan tuduhan pemalsuan pengajuan proposal.
Suho terduduk lemas di
balkon rumahnya. Ditemani semilir angin malam yang dingin, ia menatap tiket
pesawat ditangannya dengan sedih. Bagaimana bisa ia meninggalkan Yixing, bahkan
disaat ia baru mulai langkah awalnya? Kenapa Tuhan begitu jahat untuk tidak
memberinya sedikit waktu lagi untuk lebih dekat dengan Yixing, setidaknya
sebagai teman?
Ia berpikir sebentar.
Sampai akhirnya keputusannya sudah bulat. Ia akan menyatakan perasaannya pada
Yixing besok, entah siap atau tidak. Ia harus bisa. Karena mungkin
ditahun-tahun kedepan ia tidak akan bisa melakukannya.
«.Mblobyblo.«
Suho sudah berdiri disana
selama beberapa menit tanpa mengucapkan apapun. Yixing memandangnya bingung,
ada apa pria didepannya ini?
“Eumm~ mungkin ini
sedikit aneh—” ucap Suho dengan terbata. Ia mengeratkan pegangannya pada kalung
tas tabungnya. Berusaha mengumpulkan mental. Ayolah, Suho! Kau bisa! –batinnya
“Namaku, Kim Joonmyeon,
ah, kau bisa memanggilku Suho. Mungkin ini sedikit aneh, tapi—” Suho menghela
nafasnya pelan, berusaha mengontrol degup jantungnya tak karuan. Sedikit lagi, Joonmyeon! –kuatnya
“Aku menyukaimu!”
Yixing membelalakkan matanya dan menatap Suho tak mengerti.
“Mungkin sedikit aneh
jika aku mengatakan ini, tapi, aku benar-benar menyukaimu! Ani, aku
mencintaimu! Maaf ini sedikit mengganggu, tapi, bisakah kita–berteman?” Yixing
masih terkejut dan tidak merespon Suho sama sekali. Ia terdiam, tanpa mengucap
sepatah kata-pun, begitu juga Suho. Sebersit rasa kecewa mulai muncul dalam
benaknya.
‘Sudah kuduga’ –batinnya sedih. Ia memutuskan untuk segera pergi
dari sana. Mungkin Yixing menganggapnya gila.
“Maaf mengganggumu
dengan pernyataan yang mungkin menurutmu gila ini. Aku, permisi,” Suho
melangkahkan kakinya keluar toko dan berdiri terpaku disana. Tas tabungnya
terjatuh begitu saja. Perjuangannya sia-sia, ia bahkan sudah kalah sebelum
berperang. Ia segera melangkah cepat meninggalkan tempat itu, dan mungkin tidak
akan pernah kembali lagi.
«.Mblobyblo.«
[LAY POV]
Apa namja itu sudah pergi? Kenapa tiba-tiba
ada rasa bersalah dalam benakku? Apa mungkin aku terlalu berlebihan karena
tidak menanggapi ucapannya? Aish, jeongmal!
Aku memutuskan untuk
keluar dan mendapati namja itu tidak
disana. Kuhela nafasku, dia pasti kecewa karena aku tidak menanggapi
perkataannya. Mataku menangakap sebuah tas tabung yang tadi dibawa namja itu. Kenapa ditinggal?
Kupungut tas itu dan
kubuka tutupnya. Gulungan kertas. Aku mengambil dan membukanya. Mataku
membelalak mendapati bahwa itu sketsa wajahku dalam lain waktu, namun sama
seperti yang dikirimkan secret admirer-ku
dulu. Mungkinkah....
Dadaku seketika sesak
dan air mata sudah bergumul untuk segera keluar dari mataku. Bodoh, bodoh! Aku
telah menyakitinya!
Tes
Tes
Tes
Air mata itu jatuh
tanpa kuminta. Tatapanku masih terarah ke sketsa itu. Kim Joonmyeon. Suho. Guardian.
Ah ya! Aku begitu bodoh untuk tidak menyadarinya. Selamat, Yixing, kau mungkin
tidak akan pernah bertemu dengannya lagi!
Dan opsi itu membuatku takut
♥_Illa
Illa_♥
If
first love is disease, first love is a fever. If it suffers like crazy, because
it’s a kid
It’s not a first love, first love is foolish. Because I love you too much, I can’t have you.
It’s not a first love, first love is foolish. Because I love you too much, I can’t have you.
.
.
.
[NORMAL POV – YIXING’S SIDE]
7 years later....
Yixing menatap tiga
sketsa yang dipaparkannya diatas meja dan sebuah buku jurnal ditumpuk ditengah-tengahnya.
Tatapan Yixing sangat sendu, rasa menyesal itu kembali datang. Opsi yang dulu
dipikirkannya benar-benar terjadi. Ia tidak lagi melihat Suho datang ke toko
bunganya, sama sekali.
Berhari-hari,
berbulan-bulan, Yixing sudah menunggu kemunculan Suho. Namun, nihil. Namja itu
sama sekali tidak muncul. Ini sudah tahun ketujuh Yixing menunggu, Suho belum
juga muncul kehadapannya. Ia bahkan menolak tawaran beberapa temannya untuk
kembali ke Changsa –tempat kelahirannya. Demi Suho.
Kenangan-kenangan kecil
Yixing dan Suho berputar dalam benaknya. Ia tersenyum tipis, ia ingin mengulang
semua itu, setidaknya sekali. Ia merindukan Suho, ingin melihat Suho. Bagaimana
namja itu sekarang? Apakah dia sudah
berkeluarga? Memiliki anak? Hidup bahagia disebuah rumah penuh cinta? Melupakan
Yixing yang kini menunggunya?
“Bagaimana
kabarmu sekarang, Suho? Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau masih kecewa
padaku? Aku sudah menunggumu tujuh tahun, Suho. Kapan kau akan kembali?” air mata Yixing menetes begitu saja. Ia
menggigit bibirnya, untuk menahan rasa sesak membuncah dalam dadanya.
“Aku akan selalu menunggumu, Suho. Sampai kapanpun itu. Tak peduli kau
menemuiku bersama istri dan anakmu. Aku hanya ingin melihatmu, sekali saja.
Setidaknya, aku ingin melihatmu bahagia..” Yixing memejamkan matanya,
berharap kata-katanya benar-benar sampai kedalam benak Suho.
Perlahan, tangannya
terangkat sebatas dada. Matanya sudah terbuka. Ia menggerak-gerakkan tangannya,
membentuk sebuah gerakan. Bahasa isyarat. Satu-satunya alat komunikasinya
selama ini.
‘Nado dangsineul saranghamnida*’ begitu kira-kira arti gerakan itu.
Yixing menangis lagi, ia tahu, harusnya ia membalas perasaan Suho waktu itu.
Setidaknya, ia bisa berkata berkata pada Suho bahwa dia juga mencintainya.
Sekalipun ia harus tahu diri karena dia.... bisu.
Setidaknya perasaannya tersampaikan
Walau terlambat
Illa
illa illa, illa illa illa, illa illa illa, My love good-bye
Illa illa illa, illa illa illa, illa illa illa, My love good-bye
Illa illa illa, illa illa illa, illa illa illa, My love good-bye
::FIN::
Nado
dangsineul saranghamnida : Aku juga mencintaimu (maaf kalo salah! ^^)
=KOTAK NYOCOT=
Masaoloh!! Teganya saya bikin SuLay
pisah!! Mianhae, umma, appaa!! TT^TT
Apakah ending-nya buruk? Tentu saja, saya
masih belum bisa menulis ending yang memuaskan. Mianhae, yeorobeun~ u,u
Terima kasih kepada Juniel-eonnie atas
MV-nya, saya sangat terharu dan berhasil dapat ide untuk me-remake-nya dengan
versi saya sendiri, dengan pairing SuLay ... :)
Oke,
Mind to review?
Salam heaven :))
Sebagai readers yang baik...
ReplyDeletekita harus comment dulu..
Bagus"... :D
Delete